Rabu, 27 Juli 2011

Momentum Besar Novak Djokovic di US Open 2011

US Open 2011, turnamen Grand Slam penutup tahun, baru akan digelar sebulan lagi, tepatnya pada tanggal 29 Agustus hingga 11 September. Meski demikian pasar taruhan mulai diramaikan sejumlah nama yang kira-kira akan menjadi penguasa Flushing Meadows tahun ini. Dari jajaran petenis putra top dunia, nama Novak Djokovic menjadi favorit untuk menjuarai turnamen ini.

Tidak mengherankan jika nama petenis nomor satu dunia ini menjadi yang paling banyak disebut. Ada banyak alasan mengapa petenis berjuluk  "the joker" ini layak menjadi kampiun baru. Sejauh ini, Djokovic telah memenangkan 2 dari 3 turnamen grand slam yang sudah digelar tahun ini yaitu Australia Open dan Wimbledon. Sedang gelar French Open menjadi milik Rafael Nadal. Capain ini mendekati rekor Rafa dan Roger Federer yang pernah mengoleksi 3 gelar grand slam di tahun yang sama.

Menjuarai US Open yang menjadi incaran semua petenis top dunia, tentu menjadi misi yang tak mudah bagi Djokovic. Tapi ada lima alasan mengapa Djokovic layak menjadi juara tahun ini.

1. Djokovic adalah petenis nomor 1 dunia.
Setelah bertahun-tahun hanya menjadi bayangan bagi persaingan ketat antara Roger Federer dan Rafael Nadal, kini Djokovic adalah pemeran utama dalam drama di lapangan tenis. Ia tak hanya mewarisi kehebatan dua juara hebat tersebut. Permainannya nyaris tak ada cacat. Di musim ini ia hanya kalah sekali dari Federer di French Open. Selebihnya Djokovic berhasil memenangkan pertandingan dengan meyakinkan. Meski saat ini secara eksplisit terjadi persaingan di antara empat petenis terhebat (Novak, Rafa, Federer dan Murray) tahta nomor satu ada di tangan Novak Djokovic.

2. Momentum
Bagaimanapun juga saat ini Djokovic telah menorehkan namanya sebagai salah satu pemain terbaik dunia yang pernah ada. Pada musim kompetisi tahun ini, ia berhasil mencatat rekor fantastis 48-1. Satu-satunya kekalahan yang ia derita adalah ketika melawan Federer di babak semifinal Perancis Terbuka, dimana banyak orang yang mengatakan, Federer memainkan permainan terbaiknya di lapangan clay sepanjang karirnya.

Secara berturut-turut Djokovic berhasil memenangkan 43 pertandingan sebelum dihentikan Federer. Sebuah rekor yang fantastis, bahkan Federerpun yang dianggap sebagai pemain terbaik sepanjang sejarah tak mampu melakukannya. Bahkan di Wimbledon yang menggunakan lapangan rumput yang notabene menjadi lapangan yang tak disukainya pun, Djokovic mampu  menunjukkan kemampuan yang luar biasa.

Keberhasilannya di Wimbledon ini akan menjadi momentun yang sangat tepat untuk meningkatkan kepercayaan dirinya dalam memasuki musim lapangan keras di benua Amerika. Dengan kemenangannya di Flushing Meadows akan menjadikan 2011 sebagi musim kompetisi terbaik sepanjang karir Djokovic.

3. Pudarnya Roger Federer
Tak bisa disangkal, Roger Federer adalah petenis terbaik yang pernah ada. Ia sudah pernah menjadi jawara di semua turnamen grandslam. Tak tanggung-tanggung, 16 gelar telah ia koleksi dan sekaligus melampaui rekor Pete Sampras sebagai pemegang gelar terbanyak sebelumnya, yaitu 14 gelar. Sepanjang tahun 2004-2008 Federer tak tersebtuh oleh siapapun untuk menjadi penguasa Flusihing Meadows.

Namun tahun ini usianya sudah 30 tahun. Tahun 2009, semua orang memprediksi Fedrer akan meraih gelar keenamnya di US Open, tapi Juan Martin del Potro mampu menjegalnya di babak final dengan pertandingan ketat sepanjang lima set. Sedang tahun 2010, Federer gagal maju ke final dan kali itu, Djokoviclah sang batu sandungan.

Untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun, Federer tak lagi di favoritkan untuk memenangi US Open. Ia tak lagi sekuat dulu. Setelah sempat mengubur impian Djokovic tiga tahun berturut-turut (final tahun 2007, semifinal 2008 dan 2009) kali ini giliran Djokovic yang akan menumbangkan sang legenda dunia dari Swiss itu.

4. Unggul Mental Dibanding Rival Terberat
Tenis merupakan olah raga dimana antara mental dan fisik mempunyai porsi yang sama pentingnya. Bagaimanapun hebatnya bakat yang dimiliki oleh seorang petenis, ia tidak akan menjadi yang terbaik jika tidak memiliki mental bertanding yang kuat. Djokovic sendiri mengakui dirinya sempat bermasalah dengan mental bertandingnya.

Sementara itu persaingan di level atas makin mengkristal diantara dua pemain top dunia saat ini yaitu antara Novak Djokovic sebagai petenis no 1 dan Rafael Nadal di peringkat kedua, tanpa menafikan kehadiran Federer dan Andy Murray. Federer permainannya sudah mulai tertebak, sedang Murray tak kunjung beranjak di levelnya yang sekarang.

Diantara empat pesaing terdekatnya, Djokovic mentalnya paling diuntungkan. Nadal kalah lima kali berturut-turut melawan Djokovic dan kehilangan peringkat satunya. Federer, meski menjadi satu-satunya petenis yang mampu mengalahkannya musim ini, pernah kalah dua kali di lapangan keras melawannya. Dan Murray ia hancurkan tanpa ampun di babak final Australia Open. Secara teknik, permainan keempat petenis berada dalam level yang sama. Hanya saja Djokovic lebih unggul dalam kepercayaan diri setelah meraih sukses di musim kompetisi tahun ini.

5. Konsistensinya Di US Open
Meski belum pernah menjadi juara di Flushing Meadows, US Open justru menjadi even dimana Djokovic tampil paling konsisten dibanding turnamen mayor lainnya. Sejak tahun 2007 capaian terburuknya adalah babak semifinal yaitu pada tahun 2008 dan 2009, sedang pada tahun 2007 dan 2010 ia mampu melaju hingga babak final, dan hanya dua petenis yang mampu mengalahkannnya yaitu Fedex dan Rafa. Kemenangannya di US Open kian dekat, karena ia mampu membalas kekalahannya atas dua pemain tersebut di even yang sama.
Kesempatan menjadi kampiun di US Demikian terbuka sangat lebar bagi petenis Serbia ini. Ia memiliki modal yang komplit untuk menambah koleksi gelarnya. Melihat rekornya tahun ini, Djokoviclah yang memiliki peluang terbesar ketimbang rival-rival terdekatnya. Sudah seharusnya Djokovic menjadikan US Open sebagai momentum untuk menguatkan posisinya di kancah persaingan tenis dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar